Selasa, 27 Desember 2011
Jumat, 25 November 2011
SELAMAT HARI GURU
Hal terindah dari seorang GURU adalah bukan saat ia tersenyum karena bahagia, tetapi saat butiran air matanya terjatuh ketika melihat SUKSES yang diraih peserta didiknya, dan bukan karena kecantikan yang mempesona, tetapi karena TULUS IKHLASNYA memberi Pelayanan yang tiada henti kepada anak bangsa. Maka ia adalah PELITA yang dinanti, Permata yang dirindu dan Embun penyejuk Lara.
******************* S E L A M A T H A R I G U R U *****************************
Menyanyikan Hymne Guru |
Staff Guru ( dari kiri ke kenan ) : Rosanni , Bernadetta, Irma, Kristina, Fitri dan Sriwinardiaty |
Staf Guru (kiri ke kanan) : Rosalia, Lasria, Bernadetta, Irma, Kristina, Fitri, Sriwinardiaty. Jongkok : Ronida, Saida dan Rosanni. |
Sambutan : Fr.Tarcisius,CMM |
Selasa, 08 Maret 2011
SYARAT-SYARAT PENDAFTARAN
1.
Memiliki Surat
Keteragan Kesehatan dari Puskesmas atau
Rumah Sakit
( Test Darah dan
Thorax)
2.
Harus mengikuti Test
Psikologi dari : *
BIRO KONSULTASI PSIKOLOGI EKSPRESI
JL. T.Amir Hamzah no.46 B
Tel. (061) 77812266
3.
Melampirkan :
·
Phas Photo warna : 3 x 4 6 lbr
·
Photo copy KTP orangtua/wali : @ 1 lbr
·
Photo copy Akte Lahir anak : 1 lbr
·
Photo copy Kartu Keluarga : 1 lbr
4.
Biaya Pendaftaran/
Uang Pangkal :
Asrama/Sekolah :
Rp. 750.000,-
Sekolah :
Rp. 600.000,-
5.
Biaya Uang SPP :
Autis :
Rp. 350.000,-
SLB-C :
Rp. 250.000,-
Asrama/Sekolah :
Rp. 500.000,-
6.
Semua urusan sekolah
harus langsung menemui Kepala Sekolah/TU, pada jam kerja sekolah ( Pkl.08.30 –
13.00 WIB )
7.
Anak yang di jemput
Harus Tepat Waktu ( di Sekolah, Simp.Martubung dan Kolam Renang Deli )
8.
Semua Tunggakan
Harus Lunas sebelum Akhir Semester I dan II
9.
Bagi orangtua/wali
yang melanggar aturan sekolah/adm akan dikenakan sangsi.
Catatan :
* Membawa Surat Pengantar dari
SLB-C Abdi Kasih
Syarat
no. 1 Wajib Bagi Anak yang akan tinggal di Asrama
Syarat
no. 2 wajib bagi anak Sekolah ( pulang ) dan Asrama
Uang Pendaftaran yang sudah dibayarkan
Tidak Dapat diterima kembali.
Minggu, 06 Maret 2011
10 Jenis Terapi Autisme
Para orang tua harus hati-hati dan jangan sembarangan membiarkan anaknya sebagai kelinci percobaan. Sayangnya masih banyak yang terkecoh , dan setelah mengeluarkan banyak uang menjadi kecewa oleh karena hasil yang diharapkan tidak tercapai.
Dibawah ini ada 10 jenis terapi yang benar-benar diakui oleh para professional dan memang bagus untuk autisme. Namun, jangan lupa bahwa Gangguan Spectrum Autisme adalah suatu gangguan proses perkembangan, sehingga terapi jenis apapun yang dilakukan akan memerlukan waktu yang lama. Kecuali itu, terapi harus dilakukan secara terpadu dan setiap anak membutuhkan jenis terapi yang berbeda.
Dibawah ini ada 10 jenis terapi yang benar-benar diakui oleh para professional dan memang bagus untuk autisme. Namun, jangan lupa bahwa Gangguan Spectrum Autisme adalah suatu gangguan proses perkembangan, sehingga terapi jenis apapun yang dilakukan akan memerlukan waktu yang lama. Kecuali itu, terapi harus dilakukan secara terpadu dan setiap anak membutuhkan jenis terapi yang berbeda.
1) Applied Behavioral Analysis (ABA)
ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai , telah dilakukan penelitian dan didisain khusus untuk anak dengan autisme. Sistem yang dipakai adalah memberi pelatihan khusus pada anak dengan memberikan positive reinforcement (hadiah/pujian). Jenis terapi ini bias diukur kemajuannya. Saat ini terapi inilah yang paling banyak dipakai di Indonesia.
2) Terapi Wicara
Hampir semua anak dengan autisme mempunyai kesulitan dalam bicara dan berbahasa. Biasanya hal inilah yang paling menonjol, banyak pula individu autistic yang non-verbal atau kemampuan bicaranya sangat kurang.
Kadang-kadang bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk memakai bicaranya untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain.
Kadang-kadang bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk memakai bicaranya untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain.
Dalam hal ini terapi wicara dan berbahasa akan sangat menolong.
3) Terapi Okupasi
Hampir semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam perkembangan motorik halus. Gerak-geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk memegang pinsil dengan cara yang benar, kesulitan untuk memegang sendok dan menyuap makanan kemulutnya, dan lain sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi sangat penting untuk melatih mempergunakan otot -otot halusnya dengan benar.
4) Terapi Fisik
Autisme adalah suatu gangguan perkembangan pervasif. Banyak diantara individu autistik mempunyai gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya.
Kadang-kadang tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya kurang bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya.
Kadang-kadang tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya kurang bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya.
5) Terapi Sosial
Kekurangan yang paling mendasar bagi individu autisme adalah dalam bidang komunikasi dan interaksi . Banyak anak-anak ini membutuhkan pertolongan dalam ketrampilan berkomunikasi 2 arah, membuat teman dan main bersama ditempat bermain. Seorang terqapis sosial membantu dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan teman-teman sebaya dan mengajari cara2nya.
6) Terapi Bermain
Meskipun terdengarnya aneh, seorang anak autistik membutuhkan pertolongan dalam belajar bermain. Bermain dengan teman sebaya berguna untuk belajar bicara, komunikasi dan interaksi social. Seorang terapis bermain bisa membantu anak dalam hal ini dengan teknik-teknik tertentu.
7) Terapi Perilaku.
Anak autistik seringkali merasa frustrasi. Teman-temannya seringkali tidak memahami mereka, mereka merasa sulit mengekspresikan kebutuhannya, Mereka banyak yang hipersensitif terhadap suara, cahaya dan sentuhan. Tak heran bila mereka sering mengamuk. Seorang terapis perilaku terlatih untuk mencari latar belakang dari perilaku negatif tersebut dan mencari solusinya dengan merekomendasikan perubahan lingkungan dan rutin anak tersebut untuk memperbaiki perilakunya,
8) Terapi Perkembangan
Floortime, Son-rise dan RDI (Relationship Developmental Intervention) dianggap sebagai terapi perkembangan. Artinya anak dipelajari minatnya, kekuatannya dan tingkat perkembangannya, kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional dan Intelektualnya. Terapi perkembangan berbeda dengan terapi perilaku seperti ABA yang lebih mengajarkan ketrampilan yang lebih spesifik.
9) Terapi Visual
Individu autistik lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual thinkers). Hal inilah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar komunikasi melalui gambar-gambar, misalnya dengan metode …………. Dan PECS ( Picture Exchange Communication System). Beberapa video games bisa juga dipakai untuk mengembangkan ketrampilan komunikasi.
10) Terapi Biomedik
Terapi biomedik dikembangkan oleh kelompok dokter yang tergabung dalam DAN! (Defeat Autism Now). Banyak dari para perintisnya mempunyai anak autistik. Mereka sangat gigih melakukan riset dan menemukan bahwa gejala-gejala anak ini diperparah oleh adanya gangguan metabolisme yang akan berdampak pada gangguan fungsi otak. Oleh karena itu anak-anak ini diperiksa secara intensif, pemeriksaan, darah, urin, feses, dan rambut. Semua hal abnormal yang ditemukan dibereskan, sehingga otak menjadi bersih dari gangguan. Terrnyata lebih banyak anak mengalami kemajuan bila mendapatkan terapi yang komprehensif, yaitu terapi dari luar dan dari dalam tubuh sendiri (biomedis).
Selasa, 15 Februari 2011
Gangguan Genetik Sindrom Down
Sindrom Down adalah sebuah gangguan genetik yang disebabkan oleh trisomi kromosom 21. Gangguan ini adalah gangguan kromosom tersering yang dijumpai dalam kelahiran hidup, yaitu 1 dari 800 kelahiran hidup. Pada 95% kasus, sindrom Down disebabkan oleh nondisjungsi kromosom ibu nomor 21 selama meiosis. Insidens sindrom Down yang berhubungan dengan nondisjungsi meningkat seiring dengan usia ibu. Sindrom Down terjadi pada 1 dari 1350 bayi yang lahir dari ibu berusia kurang dari 24 tahun, dan 1 dari 65 bayi yang lahir dari ibu berusia 41 sampai 45 tahun. Kurang dari 5% kasus sindrom Down yang dapat dilacak berasal dari kromosom ekstra ayah. Penyebab sindrom Down ketiga yang tidak lazim adalah translokasi total atau sebagian dari salah satu duplikat kromosom 21 normal menjadi kromosom yang berbeda, biasanya menjadi kromosom 13, 14, 15, 18, atau 22, namun kromosom lain juga dapat menjadi target. Anak yang mengidap sindrom Down memiliki tingkat retardasi mental yang bervariasi, sering dapat diintervensi secara positif dengan program intervensi anak secara dini.
Gambaran Klinis
• Tingkat retardasi mental bervariasi.
• Mata Sipit ke arah atas, tangan pendek, hanya memiliki satu lipatan pada telapak tangan (simian crease), dan telinga letak rendah.
• Tubuh pendek.
• Lidah menonjol.
• Tingkat retardasi mental bervariasi.
• Mata Sipit ke arah atas, tangan pendek, hanya memiliki satu lipatan pada telapak tangan (simian crease), dan telinga letak rendah.
• Tubuh pendek.
• Lidah menonjol.
Perangkat Diagnostik
• Uji genetik pranatal (amniosentesis atau pengambilan sampel vilus korion) dapat mengidentifikasi janin pengidap sindrom Down.
• Pemeriksaan darah ibu dapat mengidentifikasi janin yang berisiko tinggi mengidap sindrom Down. Dalam sebuah uji yang disebut uji quad, empat bahan maternal yang bersirkulasi ditubuh diukur se- lama trimester dua kehamilan. Setelah didapatkan hasilnya, kasus sindrom Down pada ibu adalah 75 % pada ibu berusia kurang dari 35 tahun dan 85%-90% pada ibu berusia 35 tahun atau lebih. Bahan maternal ini meliputi:
• Uji genetik pranatal (amniosentesis atau pengambilan sampel vilus korion) dapat mengidentifikasi janin pengidap sindrom Down.
• Pemeriksaan darah ibu dapat mengidentifikasi janin yang berisiko tinggi mengidap sindrom Down. Dalam sebuah uji yang disebut uji quad, empat bahan maternal yang bersirkulasi ditubuh diukur se- lama trimester dua kehamilan. Setelah didapatkan hasilnya, kasus sindrom Down pada ibu adalah 75 % pada ibu berusia kurang dari 35 tahun dan 85%-90% pada ibu berusia 35 tahun atau lebih. Bahan maternal ini meliputi:
Estriol tak-terkonjugasi (uE3).
uE3 diproduksi oleh plasenta. Kadarnya menurun sekitar 25% dalam serum ibu yang kehamilannya disertai sindrom Down dibandingkan kehamilan tanpa sidrom Down.
• Alfafetoprotein (AFP). AFP adalah protein serum utama dari janin. AFP berpindah dari sirkulasi janin ke sirkulasi maternal. Kadar AFP menurun pada serum maternal ibu yang mengandung janin sindrom Down. Kadar AFP juga digunakan untuk mendeteksi defek tuba neural janin dan anensefali, dan kadar AFP meningkat pada kedua defek ini.
Human chorionic gonadotropin (hCG). hCG diproduksi selama ke-hamilan, awalnya oleh trofoblas dan kemudian oleh plasenta. Kadarnya dalam serum maternal lebih tinggi pada kehamilan dengan sindrom Down dibandingkan tanpa sindrom Down.
uE3 diproduksi oleh plasenta. Kadarnya menurun sekitar 25% dalam serum ibu yang kehamilannya disertai sindrom Down dibandingkan kehamilan tanpa sidrom Down.
• Alfafetoprotein (AFP). AFP adalah protein serum utama dari janin. AFP berpindah dari sirkulasi janin ke sirkulasi maternal. Kadar AFP menurun pada serum maternal ibu yang mengandung janin sindrom Down. Kadar AFP juga digunakan untuk mendeteksi defek tuba neural janin dan anensefali, dan kadar AFP meningkat pada kedua defek ini.
Human chorionic gonadotropin (hCG). hCG diproduksi selama ke-hamilan, awalnya oleh trofoblas dan kemudian oleh plasenta. Kadarnya dalam serum maternal lebih tinggi pada kehamilan dengan sindrom Down dibandingkan tanpa sindrom Down.
Inhibin A.
Inhibin A adalah suatu glikoprotein yang dibentuk selama kehamilan terutama oleh plasenta. Inhibin A meningkat pada ibu yang mengandung janin sindrom Down.
• Skrining ultrasound pranatal menunjukkan adanya tanda-tanda fisik janin sindrom Down, terutama kelainan dalam ketebalan nuchal (bagian belakang leher).
• Karyotyping genetik setelah lahir dapat memastikan diagnosis klinis sindrom Down.
Inhibin A adalah suatu glikoprotein yang dibentuk selama kehamilan terutama oleh plasenta. Inhibin A meningkat pada ibu yang mengandung janin sindrom Down.
• Skrining ultrasound pranatal menunjukkan adanya tanda-tanda fisik janin sindrom Down, terutama kelainan dalam ketebalan nuchal (bagian belakang leher).
• Karyotyping genetik setelah lahir dapat memastikan diagnosis klinis sindrom Down.
Komplikasi
• Defek kongenital jantung atau organ lain sering terjadi berkaitan dengan sindrom Down.
• Risiko leukemia di masa kanak-kanak dapat meningkat pada anak pengidap sindrom Down. Hal ini berkaitan dengan pengamatan bahwa sebagian bentuk leukemia dapat berhubungan dengan defek pada kromosom 21. Pengidap sindrom Down juga biasanya menderita penyakit Alzheimer selama empat atau lima dekade kehidupannya. Hal ini berkaitan dengan hasil pengamatan bahwa penyakit Alzheimer dapat muncul sebagian karena defek pada kromosom 21.
• Sekitar 20% janin sindrom Down mengalami abortus spontan ‘antara masa kehamilan 10 dan 16 minggu. Banyak janin tidak berimplantasi pada endometrium atau ibu mengalami keguguran sebelum masa kehamilan 6 sampai 8 minggu.
• Defek kongenital jantung atau organ lain sering terjadi berkaitan dengan sindrom Down.
• Risiko leukemia di masa kanak-kanak dapat meningkat pada anak pengidap sindrom Down. Hal ini berkaitan dengan pengamatan bahwa sebagian bentuk leukemia dapat berhubungan dengan defek pada kromosom 21. Pengidap sindrom Down juga biasanya menderita penyakit Alzheimer selama empat atau lima dekade kehidupannya. Hal ini berkaitan dengan hasil pengamatan bahwa penyakit Alzheimer dapat muncul sebagian karena defek pada kromosom 21.
• Sekitar 20% janin sindrom Down mengalami abortus spontan ‘antara masa kehamilan 10 dan 16 minggu. Banyak janin tidak berimplantasi pada endometrium atau ibu mengalami keguguran sebelum masa kehamilan 6 sampai 8 minggu.
Penatalaksanaan
• Mungkin diperlukan pembedahan apabila terdapat defek kongenital lain.
• Program intervensi dini dapat membatasi derajat retardasi mental.
• Mungkin diperlukan pembedahan apabila terdapat defek kongenital lain.
• Program intervensi dini dapat membatasi derajat retardasi mental.
Pustaka
Buku Saku Patofisiologi Corwin Oleh Elizabeth J. Corwin
Buku Saku Patofisiologi Corwin Oleh Elizabeth J. Corwin
Seorang Anak Down Sindrome |
Penyebab Terjadinya Autisme
Penyebab terjadinya belum diketahui secara pasti, hanya diperkirakan mungkin adanya kelainan dari sistem saraf (neurologi) dalam berbagai derajat beratnya ringan penyakit.
Penelitian tentang penyebab dan pengobatan autisme juga masih pada taraf awal, meskipun di negara maju yang sudah sejak lama mengenal dan mengelola autisme. Penyebab yang tepat masih dalam taraf perdebatan di antara para ahli, meskipun pernah di era 50-an sampai 60-an, dikatakan penyebabnya adalah akibat dari pengaruh perlakuan orang tua di masa kanak-kanak. Pada mulanya dulu di tahun 40-an dr. Leo Kanner pernah melaporkan temuannya bahwa orang tua dari anak yang autisme, ternyata kurang memiliki rasa kehangatan dalam membesarkan anaknya. Akibat dan teori penyebab ini, banyak orang tua malah menyesali terjadinya autisme pada anaknya dan berusaha melakukan konsultasi psycho terapi secara intensif dengan biaya yang sangat mahal sekalipun, karena merasa dihina oleh teori tersebut. Sampai sekarang belum ada data yang bisa dipertanggungjawabkan untuk membuktikan kebenaran dari teori penyebab autisme adalah karena perilaku orang tua. Dengan demikian, para profesional hendaknya jangan terlalu mudah menyalahkan perilaku orang tua sebagai penyebab autisme anaknya, dan menganjurkan satu jenis obat tertentu untuk mengatasi anak autisme. Kedua pendapat dan cara belakangan ini sangat menghambat usaha dalam meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap autisme.
Pendapat yang sudah menjadi konsensus bersama para ahli belakangan ini mengakui bahwa autisme diakibatkan terjadi kelainan fungsi luhur di daerah otak.
Kelainan fungsi ini bisa disebabkan berbagai macam trauma seperti:
• Sewaktu bayi dalam kandungan, misalnya karena keadaan keracunan kehamilan (toxemia gravidarum), infeksi virus rubella, virus cytomegalo, dan lain-lain.
• Kejadian segera setelah lahir (perinatal)
seperti kekurangan oksigen (anoksia).
• Keadaan selama kehamilan seperti pem-bentukan otak yang kecil, misalnya vermis otak kecil yang lebih kecil (mikrosepali) atau terjadi pengerutan jaringan otak (tuber sklerosis).
• Mungkin karena kelainan metabolisme seperti pada penyakit Addison, (karena infeksi Tuberkulosa, dimana terjadi bertambahnya pigment tubuh dan kemunduran mental).
• Mungkin karena kelainan chromosom seperti pada syndrome chromosoma X yang fragil seperti diberitakan belakangan ini tinggi insidennya di Gunung kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta dan sindroma chromosom XYY.
• Mungkin faktor lain.
• Sewaktu bayi dalam kandungan, misalnya karena keadaan keracunan kehamilan (toxemia gravidarum), infeksi virus rubella, virus cytomegalo, dan lain-lain.
• Kejadian segera setelah lahir (perinatal)
seperti kekurangan oksigen (anoksia).
• Keadaan selama kehamilan seperti pem-bentukan otak yang kecil, misalnya vermis otak kecil yang lebih kecil (mikrosepali) atau terjadi pengerutan jaringan otak (tuber sklerosis).
• Mungkin karena kelainan metabolisme seperti pada penyakit Addison, (karena infeksi Tuberkulosa, dimana terjadi bertambahnya pigment tubuh dan kemunduran mental).
• Mungkin karena kelainan chromosom seperti pada syndrome chromosoma X yang fragil seperti diberitakan belakangan ini tinggi insidennya di Gunung kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta dan sindroma chromosom XYY.
• Mungkin faktor lain.
Pemeriksaan CT scanning dan pneumo encephalogram pada anak autisme, tampak:
• Ventrikel lateral otak tidak normal, terutama daerah temporal.
• Juga terlihat pelebaran ventrikel lateral otak.
Pada pemeriksaan histopatologi:
• Pembentukan sel sel di daerah hipocampus terlihat tidak normal dan amygdala di kedua sisi otak.
Pada pemeriksaan EEG:
• Kelainan tidak khas, meskipun kadangkadang tampak discharge temporal.
Secara laboratorium:
• Diduga ada kaitannya dengan banyaknya pembuangan zat phenil keton melalui air seni (phenil ketonuria).
• Kurang mampu berimajinasi (daya khayal).
• Ventrikel lateral otak tidak normal, terutama daerah temporal.
• Juga terlihat pelebaran ventrikel lateral otak.
Pada pemeriksaan histopatologi:
• Pembentukan sel sel di daerah hipocampus terlihat tidak normal dan amygdala di kedua sisi otak.
Pada pemeriksaan EEG:
• Kelainan tidak khas, meskipun kadangkadang tampak discharge temporal.
Secara laboratorium:
• Diduga ada kaitannya dengan banyaknya pembuangan zat phenil keton melalui air seni (phenil ketonuria).
• Kurang mampu berimajinasi (daya khayal).
Daftar Pustaka
Autisme: suatu gangguan jiwa pada anak-anak Oleh Faisal Yatim, DTM&H, MPH
Autisme: suatu gangguan jiwa pada anak-anak Oleh Faisal Yatim, DTM&H, MPH
Kamis, 20 Januari 2011
Hasil Karya Tangan SLB-C Abdi Kasih Medan
KETERAMPILAN PRODUKTIF SLBC- ABDI KASIH
Oleh : Abas Haryanto
Oleh : Abas Haryanto
Pendidikan keterampilan merupakan tindak lanjut dari jenjang-jenjang pendidikan tingkat standart dan lanjutan. Pada pendidikan keterampilan ini semua anak yang telah memenuhi syarat akan mengikuti pendidikan keterampilan, diharapkan nantinya mereka mampu berproduksi, sehingga mereka dapat menjadi karyawan di bidang keterampilan di Yayasan Abdi Kasih.
Khusus di bidang memasak dan kebersihan, apabila anak sudah trampil maka mereka dapat bekerja di rumah tangganya sendiri dan mereka juga bisa bekerja sebagai karyawan Abdi Kasih, yaitu sebagai tukang masak dan petugas kebersihan.
Maksud dan tujuan keterampilan bagi anak tuna grahita yang di bisa di Yayasan Abdi Kasih adalah :
- Megembangkan bakat anak sebagai bekal hidup untuk keluarga dan masyarakat
- Memberi latihan dasar sebagai usaha atau menghasilkan karya produktif dan berguna bagi kesejahteraan keluarga dan masyarakat
- Sebagai wadah penyaluran kegiatan dan melatih kkreatifitas bekerja pada anak
Sasaran yang ingin dicapai bagi anak tuna grahita di bidanag keterampilan adalah :
- Dapat memiliki keterampilan sebagai bekal hidupnya nanti
- Tidak menjadi beban orang tua maupun orang lain
- Agar anak dapat mengambil kehidupan dalam masyarakat dan mempunyai mata pencaharinan yang tetap.
Bagi anak-anak yang sudah terampil bekerja maka Yayasan Abdi Kasih akan memberikan insentif agar mereka menjadi lebih bersemangat dan merasa dihargai dan yang paling penting lagi bahwa mereka mempunyai pandangan dan mereka bisa menikmati hasil jerih payahnya.
Pendidikan Keterampilan yang diberikan pada anak tuna grahita terdiri dari beberapa jenis diantaranya :
1. Keterampilan pembuatan lilin celup dan lilin cetak
2. Keterampilan bertenun dan pel tangkai
3. Keterampilan memasak
5. Keterampilan pertukangan (mengecat bangku, pintu, jendela dan dingding)
6. Keterampilan bercocok tanam.
7. Keterampilan Peternakan ( Ayam, Bebek, Angsa dan Ikan )
Langganan:
Postingan (Atom)