Sabtu, 13 November 2010

STRATEGI PENANGANAN ANAK AUTIS

          Siapakah anak istimewa itu ?, ada uang menyebutkan “cacat” luar biasa, istimewa dan lain-lain.
Autisme berasal dari kata “AUTOS” artinya segala sesuatu mengarah pada dirinya sendiri.
Kriteria gangguan autisme :
          A.Gangguan Interaksi Sosial
          B.Gangguan dalam komunikasi
          C.Gangguan penyimpangan perilaku

Catatan :
Autisme ditegakkan di usia 2 tahun , indicator pemeriksaan dengan GARS (Standar skala Autisme).

Efek sebuah predikat “Autisme” bagi keluarga :
¨      Tahap denial (menolak menerima kenyataan), saling menyalahkan pasangan
¨      Tahap Anger (marah) : menolak mengasuh, menyalahkan dokter
¨      Tahap Bargaining (menawar), orang tua kadang berpikir keadaan akan membaik seiring waktu.
¨      Tahap Depresi, membayangkan masa depan anak, putus asa
¨      Tahap Acceptance (pasrah dan menerima kenyataan ), mampu menerima secara emosional dan spiritual

Catatan : 
tahap ini mungkin tidak akan berakhir terngantung pada kesiapan orang tua

Tingkah Laku bermasalah :
§  Tingkah laku berlebihan, tantrum/agresifitas, menangis, berlari-lari, melompat-lompat,              beragumentasi,dll
§   Tingkah laku deficit . pasif, kurang perhatian, motivasu rendah, menyendiri, kurang mampu bersosialisasi, dll.
§   Tingkah laku stinulasi diri : flaying, rocking, tepuk tangan, mengerakkan jari-jari tangan, mengulang-ulang kalimat/lagu/film.dll

Menangani tingkah laku bermasalah
Untuk dapat mengurangi dan menghilangkan tingkah laku bermasalah, kita tidak hanya perlu mengetahui cara-cara modifikasi tin gkah laku tetapi juga mengenal anak dengan baik.

A.     Kenali karakteristik Anak
B.     Analisis penyebab tingkah laku
C.    Ajarkan tingkah laku pengganti
D.    Konsisten dan sabar


PENGALAMAN PENANGANAN ANAK AUTIS

          Setelah kami mempelajari berbagai macam karakter dan perilaku anak, disini kami mendidik sepuluh orang anak autis dengan berbagai macam tingkah lakunya.
Adapun perilaku yang sangat menonjol yaitu : marah, suka mencubit, senanag membuang benda-benda.   Latihan demi latihan yang kami berikan pada anak dapat membawa perubahan pada tingkah laku anak meskipun sifat dan tingkah lakunya masih juga terulang adapun perkembangan lain yang sangat menonjol pada anak seperti :
1.   Jefri pertama kali datang hanya bisa mengatakan kata kucing dan kupu-kupu, namun sekarang interaksi sosial anak dengan guru dan teman sudah bagus, anak sudah dapat berkomunikasi dengan orang lain dan orangnya pun mengerti, dan pengetahuannya sudah berkembang.
2.      Riko awal dia masuk hanya bisa menangis dan meneerit, tidak mau duduk di kursi, tidak mau belajar dikelas,dan sekarang anak sudah ada perubahan seperti duduk di kelas dengan belajar, berkurang menangsinya pada waktu belajar.

Sebenarnya masih banyak perkembangan yang ada pada anak kami namun masih perlu latihan secara intensif dan teratur.

Adapun kegiatan yang kami tangani misalnya :

1.    Berenang
Rata-rata anak autis sangat menyenangi air, seperti melihat, meraba dan merasakan langsung ke badan, mencelupkan tangan ke dalam air sa,bil mengatakan “ air,,,,,air....”, ketertarikan mereka pada air sangat unik sehingga untuk lebih menyempurnakan ketertarikan mereka pada air, kami guru autis membuat program berenag.
Adapun tujuan program berenag ini :
-          Melatih konsentrasi anak
-          Melatih sensorik / gerak tubuh
-          Melatih anak untuk bersosialisasi
-          Menunjukkan ekspresi seperti , bersuara

      Setelah program ini berjalan, dampaknya pada anak cukup baik dan kami masih tetap melanjutkan program ini.  

2.   Terapi Snozelen
Terapi snozelen merupakan aktivitas yang dirancang untuk mempengaruhi system saraf pusat melalui pemberian rangsangan yang cukup pada system sensorik primer anak, septerti penglihatan, pendengaran, peraba dan pembau.
               

          Terapi ini kami adakan di sebuah ruangan yang kami sebut ruangan snozelen, yang didalamnya terdapat berbagai macam alat-alat  bermain yang mendukung.
Di dalam ruangan ini anak-anak bebas bermain sepua-puasnya menurut kemauan dirinya sendiri tanpa ada peraturan yang mengikat  gerak mereka.    
Jika anak dihadapkan terlalu banyak aturan-aturan, kemungkinan anak tumbuh menjadi individu yang penuh keraguan, pasif, tidak memiliki inisiatif dan akhirnya anak selalu menunggu perintah baru bertindak.

         Dalam bermain juga dapat mencapai perkembangan fisik, melatih kekuatan, kesinambungan dan motorik anak. Melihat sangat banyak manfaat dari terapi snozeleni ni pada anak-anak autis, maka Yayasan Abdi Kasih  terus berusaha mencari donator-donatur yang mau menyumbang sarana dan prasarana untuk Terapi Snozelen, awalnya ruangan snozelen ini didapat dari slah satu pihak donator , yaitu : Pak Piere Relawan dari Belanda.



Program Berenang di Kolam Renang Deli 















                  
               
 









Tidak ada komentar:

Posting Komentar